Sabtu, 07 Juli 2012

Seminar dan Loka Karya IPTEK Antariksa


Sebelah Kanan Penulis: Prof. Thomas Djamaluddin, D.Sc., 
Sebelah Kiri Penulis : Prof. Ir. Ketut Wikantika, M.Eng., Ph.D

Joint Seminar
Institut Teknologi Bandung – Japan Aerospace Exploration Agency – Embassy Of Japan In Jakarta
 "Space Science And Technology”

Pembicara:

* Prof. Masanobu Shimada
(Japan Aerospace Exploration Agency)
* Prof. Tatsuaki Okada
(Japan Aerospace Exploration Agency)
* Prof. Ketut Wikantika
(Remote Sensing And GIS Research Division, Faculty Of Earth Science And Technology, ITB)
* Dr. Taufiq Hidayat
(Astronomy Research Division, Faculty Of Mathematics And Natural Sciences, ITB)

Waktu: Rabu, 18 Januari 2012, Pukul 08.00 – 13.00

Tempat: Auditorium Campus Center Timur, ITB

Diorganisir oleh: Astronomy Research Division Remote Sensing And GIS Research Division


Pembicara pertama dalam seminar ini adalah Prof. Masanobu Shimada dari JAXA, dengan presentasi berjudul “Utilization of the Spaceborne Remote Sensing and Future Vision”. Dalam presentasi ini, Prof. Shimada menjelaskan tentang satelit ALOS, berikut generasi keduanya yang akan diluncurkan sekitar bulan Agustus 2013, ALOS-2, serta teknologi penginderaan jauh (remote sensing) pada satelit. 

Satelit ALOS, yang sudah tidak difungsikan lagi sejak tahun 2011, banyak diaplikasikan untuk melakukan pemantauan yang berhubungan dengan isu-isu global dan regional, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Walaupun diluncurkan di Jepang, ALOS juga memantau kawasan-kawasan penggundulan hutan dan glester yang berkaitan dengan pemanasan global, yang letaknya di luar Jepang. 

Pembicara kedua adalah Prof. Ketut Wikantika dari ITB sendiri, dengan presentasi singkat berjudul “Population, Land Use, Land Cover, and Disaster in Remote Sensing Perspective: Indonesia Experiences”. Seperti yang tampak pada judulnya, Prof. Ketut Wikantika menjelaskan tentang teknologi penginderaan jauh yang dipakai di Indonesia, dibuka dengan video citra daerah Bandung dari berbagai sudut pandang. 

Pengaplikasian penginderaan jauh di Indonesia juga tidak terlalu jauh berbeda dengan pengaplikasian satelit ALOS; keduanya memantau hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dan populasi. 

Setelah tanya-jawab sesi pertama dan istirahat selama 10 menit, seminar dilanjutkan ke sesi kedua. 


Pembicara pertama pada sesi kedua atau pembicara ketiga dari keseluruhan seminar, adalah Prof. Tatsuaki Okada, Ph.D dari departemen Planetary Science Institute of Space and Astronautical (ISAS) JAXA, dengan presentasi berjudul “Science and Exploration by Hayabusa and the Future Planetary Exploration in Japan”. 

Dalam presentasi ini, Prof. Okada menjelaskan terlebih dahulu kerangka berpikir tentang Tata Surya dan wahana Hayabusa, sebagai pengantar kepada asteroid Itokawa yang selanjutnya lebih banyak dibahas. Asteroid Itokawa adalah asteroid tipe S (stony—berbatu) yang disinggahi oleh Hayabusa untuk diambil sampelnya dan diteliti. 

Hayabusa, sama seperti satelit ALOS, memiliki generasi kedua, Hayabusa-2, yang juga akan diluncurkan sekitar bulan Juli 2014. 


  Penulis bersama Prof. Masanobu Shimada 
(Japan Aerospace Exploration Agency)

Pembicara terakhir sesi kedua sekaligus seluruh seminar adalah Dr. Taufiq Hidayat, dengan presentasi berjudul “Research Activities on Planetary Sciences in ITB”. Dr. Taufiq Hidayat sebelumnya menjelaskan tentang Kelompok Keahlian Astronomi di ITB berikut bagian-bagiannya, khususnya Sub KK Tata Surya serta highlight-nya.

Setelah itu, dijelaskan pula tentang riset-riset apa sajakah yang sudah dilakukan di KK Astronomi, yang berkaitan tentang penginderaan dan eksplorasi. Dr. Taufiq Hidayat berkesimpulan bahwa pembelajaran mengenai space science sangat penting dan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak demi kelancarannya.

Sumber: Astronomi ITB

Lihat Juga:
1. http://www.jaxa.jp/index_e.html
2. http://www.lapan.go.id/
3. http://www.as.itb.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar